G R E E T I N G © 2014

안녕하세요~~

Blog ini khusus menyediakan berbagai Fan Fiction dengan EXO sebagai Main Cast-nya.
Please, Be Enjoy, Be Honest, Be Creatives and Be Yourself in Here :D

Royal Ices' and Acardians' House (Kris-Jessica & Kai-Krystal)

-JUNG SISTERS FEAT. THE ALIEN BROTHERS-

Part of This Blog :


~HAVE A CHEERFULL MARCH WITH LAY AND IU~

감사합니다 J J

Jumat, 03 Januari 2014

[SERIES] Back in Time Chapter 2 (She's Coming Back)


Title                                : ‘Back in Time’ Chapter 2

Sub-Title                        : ‘She’s Coming Back’

Author                           : ChocoHeaven0510 (T : @nahyabintan_)

Main Cast       :
Kris Wu (Wu Yi Fan/Kevin Wu)
Jessica Jung (Jung Soo Yeon)

Other Cast     :
Ericca Jung (Jung Yi Han)[OC]
Kim Tae Yeon
Wu Yoona/Im Yoona
Xi Lu Han
Kwon Yuri/Park Yuri
Choi Soo Young

Rating                             : T (15+)

Genre                             : Hurt, Sad, Romance, (little) Angst

Desclaimer : It is mine. Don’t copy-paste without my permission. Don’t claim that is yours!

Author's Note : Aku bawa lanjutan 'Back in Time' ^^ Adakah yang menunggu? (nggak). jangan lupa komen kalo udah baca ne??? belajarlah menjadi readers yang jujur :)

Summary :
When this waiting and yearning, It gets you, you can hear it.
Just pretend nothing happened
The closer I get to you more scared I get
But, this love cannot be stopped
Back Sound :
1)       LYN – To turn back hands of time
2)       SNSD Taeyeon – Can you hear me?

~STORY BEGIN’s~
Incheon International Airport Seoul, South Korea

Kedua orang yeoja serta seorang anak perempuan kecil yang berada di antara mereka berdua melenggang melewati para calon penumpang di bandara Incheon. Anak kecil itu terlihat sumringah melihat hal yang terhitung baru baginya. Mereka bertiga berjalan menuju pintu keluar bandara itu dan mencari taksi untuk menuju tujuan mereka.
“Taeyeon ahjumma, Where are we?” tanyanya dengan aksen amerika kentalnya. “We are in Seoul, South Korea, dear” balas Taeyeon.
“Ricca, you should to use Korean in here!” ujar ibu dari yeoja kecil bernama Errica, Jessica. “Ne, allaseo(arraseo) mom” balasnya dengan aksen cadel yang lucu.
“Taeyeon-ah, kau sudah mempersiapkan semuanya bukan?” tanya Jessica pada Taeyeon yang masih sibuk memperhatikan Ericca. “Ne, kita harus mencari taksi untuk bisa sampai ke apartemen” balas Taeyeon.
“Kajja!”
Mereka memasuki taksi dan melenggang menyusuri jalan-jalan Seoul yang masih sepi karena mereka terhitung sangat pagi ketika tiba di Korea, pukul 05.45 KST. Ericca merasa bosan dan ia mengantuk.
“Ricca-yah, kau mengantuk? Kalau begitu tidurlah disini” ujar Jessica ketika melihat Ericca menguap. Ia menepuk kedua pahanya yang merapat. Ericca menuruti perintah ibunya dan tertidur dipangkuan Jessica. Jessica tersenyum melihat wajah polos putrinya saat tertidur dan mengelus serta merapikan rambut Ericca yang terlihat berantakan. Taeyeon yang melihatnya hanya tersenyum.
“Apa masih jauh, Taeyeon-ah?”
“Ani, setengah jam lagi kita sampai. Kau mengantuk juga? Tidurlah kalau begitu” sahut Taeyeon. Jessica menggeleng, “Ani. Aku tidak mengantuk Taeng. Aku bertanya karena aku kasihan jika melihat Ericca tidur dengan posisi seperti ini. Dia terlihat tidak nyaman tapi mencoba untuk terus tidur”
“Kau banyak berubah setelah kau memiliki Ericca. Aku kagum padamu, Jes” ungkap Taeyeon jujur. “Aku ingin jadi eomma dan appa yang sempurna didepannya. Wajar jika aku seperti ini”
“Lalu bagaimana jika kau bertemu kembali dengan Kris? Apa kau akan memberitahukan semua kebenaran tentang Ericca dan meminta pertanggung jawabannya?” tanya Taeyeon. Jessica terdiam. Ia tak ingin mengingat nama itu lagi. tapi tetap saja ia tidak bisa melupakannya. Setiap ia melihat Ericca, ia akan kembali mengingat namja yang membuat hidupnya melebur. Tentu saja! Bukankah Ericca hadir atas perlakuan Kris 4 tahun lalu?
“Aku tidak memikirkan itu, Tae... aku hanya mengikuti waktu saja. Lagipula aku dan Kris akan selalu berhubungan karena Ericca” ucap Jessica. “Kau memilih apartemen di daerah mana? Kenapa perjalanan ini terasa sangat jauh?” tambahnya untuk mengalihkan topik pembicaraan.
“Apartemen itu di daerah Namdaemun. Aku memilih daerah itu karena tempatnya tenang dan tidak banyak polusi, jadi Ericca akan betah disana” jelas Taeyeon pada Jessica yang membalas dengan sebuah anggukan. “Aku percaya padamu, Taeyeon-ah”
Mereka diam setelah percakapan terakhir itu di sepanjang jalan. Jessica masih memperhatikan Ericca yang tersenyum dalam tidurnya. Mungkin saja, ia sedang bermimpi bermain bersama malaikat.

***

Sinar matahari samar-samar menembus tirai kamar berwarna oranye. Suasana hening dan sepi masih menyelimuti ruang kamar itu. Namja yang tertidur itu mulai bergerak entah sudah merasa tidak nyaman atau memang benar-benar sudah tersadar dari alam mimpinya. Ia menegakkan tubuh jakungnya dan menemukan sebuah selimut bertengger di punggungnya. Sejenak ia mengingat-ingat apa yang terjadi tadi malam. Sia-sia! Otaknya masih malas untuk berpikir. Ia sejenak merenggangkan otot-ototnya yang kaku karena dia tidur dalam posisi duduk. Setelah dirasa cukup, ia bangkit dari tempat duduknya menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri.
Setelah beberapa menit berada di kamar mandi, namja yang bernama Kris itu keluar dengan hanya memakai handuk dari atas pinggangnya sampai batas betisnya dan membiarkan dadanya yang putih terekspos bebas. Lalu, ia berjalan menuju almari dan mengambil setelan kemeja, celana, jas serta dasi yang akan dipakainya bekerja. Jam masih menunjukkan pukul 06.00 KST. Masih sangat pagi memang untuk bekerja. Kris memang sudah dikenal sebagai seorang pekerja keras yang tak kenal waktu. Ia menggunakan pekerjaan hanya untuk pelampiasannya. Ya, pelampiasan akan rasa kerinduannya pada satu-satunya gadis yang bisa merebut hatinya selama 5 tahun ini.
Ia segera berangkat menuju kantor. Jam masih terhitung pagi, 06.15 KST dan sebenarnya jam masuk kantor adalah 07.30 KST. Sudah merupakan suatu kebiasaan jika Kris akan berangkat dan tiba lebih awal dari karyawan-karyawannya. Bukan untuk menjadi teladan yang baik bagi karyawannya, tapi lebih pada menghindari bertatap muka dengan wanita yang tak dicintainya namun merupakan istri sahnya.
Setelah kurang lebih 20 menit perjalanan menuju kantornya dengan menggunakan mobil, Kris sampai di sebuah bangunan perkantoran yang bertuliskan ‘Diamond Fashion Seoul’ yang merupakan perusahaan miliknya dan juga Yoona. Ia memarkirkan mobilnya di parkiran dan juga melihat mobil sekretarisnya –Choi Sooyoung- terparkir disana. Tak biasanya sekretarisnya itu datang lebih awal darinya.
“Annyeonghaseo sajangnim” sapa Sooyoung saat keluar dari mobilnya dan melihat Kris didepan mobilnya.
“Ne... tak biasanya kau datang sepagi ini, Sooyoung-ssi” balas Kris. Sooyoung tersenyum, “Apa presdir lupa kalau hari ini ada rapat pemegang saham yang dilakukan pagi-pagi sekali?”
Kris menepuk dahinya dengan telapak tangan kanannya, “Mianhaeyo... aku benar-benar tidak ingat”. Sooyoung hanya terkekeh, “Gwaenchanasimika sajangnim. Aku sudah menyiapkan semua berkas-berkasnya dan ada satu lagi hal yang harus saya sampaikan kepada sajangnim”
“Apa itu?”
Designer pengganti Kwon Yuri sekarang telah tiba di Korea. Mulai hari ini, dia akan bekerja di perusahaan. Saya juga membawa data-datanya” tambah Sooyoung.
“Jinjayo? Taruh saja datanya di mejaku. Aku akan melihatnya nanti setelah rapat. Kajja! Kita harus segera ke ruang rapat” seru Kris yang berjalan terlebih dahulu dan Sooyoung yang mengikutinya dari belakang. Mereka memang dekat. Bahkan Kris lebih dekat dengan Sooyoung dibandingkan dengan Yoona. Mungkin karena hubungan mereka sebagai atasan dan asisten-lah yang membuat mereka dekat.

***

“Kau benar-benar harus mulai bekerja hari ini, Jes?” ucap Taeyeon. Jessica mengangguk, “Ne, aku harus memulainya hari ini. Temanku itu meninggalkan banyak tugas yang harus kuambil alih”
“Baiklah kalau begitu. Setelah Ericca bangun, apa boleh aku mengajaknya berjalan-jalan?” tanya Taeyeon. “Tentu saja! kau bisa mengajaknya kemanapun asalkan kau tak membahayakan putriku”
“Kau pikir aku akan menculik putrimu? Tidak, Jessica. Kau mengenalku selama bertahun-tahun. Aku hanya akan mengajaknya berjalan-jalan” jelas Taeyeon.
Jessica bangkit dan beralih ke rak sepatu yang berada di depan pintu. Ia mengambil salah satu high heels yang berwarna cream setinggi 5 cm dan memakainya. “Aku percaya padamu, Yeon-ah. Aku tahu kau sangat menyayangi Ericca. Kalau begitu aku pergi dulu ne?”
“Ne, hati-hati Sic”
Jessica melenggang keluar dari kawasan Namdaemun, tempat apartemen-nya menuju halte terdekat. Jam menunjukkan 06.52. dia harus cepat sampai di kantor barunya. Sekilas orang-orang melihat kearahnya. Mungkin mereka heran dengan gaya berpakaian Jessica yang begitu modis. Kemeja putih serta rok hitam 10 cm dibawah lutut serta ia lengkapi mantel bulu yang berwarna senada dengan warna sepatu high heels-nya. Tiap kali bertatapan, Jessica selalu melempar senyum kearah orang yang menatapnya. Bagi seorang Jessica, ia sedikit risih karena mendapat banyak tatapan yang tidak biasa untuknya. Bukan karena pakaiannya yang mewah dan mahal. Tapi ia bisa memadukan pakaian biasa agar terlihat lebih menarik dan modis tentunya. Selera fashion-nya inilah yang membuatnya menjadi seorang designer.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 15, ia sampai di gedung berlantai lima didaerah elit Gangnam. Ia melangkahkan kakinya menuju lobby di kantor itu dan menanyakan kepada resepsionis.
“Annyeonghaseo agassi. Ada yang bisa saya bantu?”
“Oh, annyeonghaseo. Saya mencari ruang presdir perusahaan ini. Dapatkah anda menunjukkannya?” tanya Jessica sopan.
“Ah, agassi pasti pegawai baru. Saat ini presdir Wu sedang tidak berada ditempat. Kau bisa menemui sekretarisnya di lantai 2 gedung ini”
“Ah, kamsahamnida”
Jessica melangkahkan kaki jenjangnya menuju lift yang berada dekat dengannya. Ia masuk dan langsung menekan angka ‘2’ yang tertera dalam lift itu. Hanya membutuhkan beberapa detik saja untuk bisa sampai ke lantai 2 gedung itu. Sesampainya, ia melenggang keluar dari lift dan dihampiri oleh seorang yeoja yang bisa dikatakan punya selera fashion tinggi dan tubuh proporsional untuk menjadi seorang model.
“Annyeonghaseo” sapa yeoja itu ramah
“Annyeonghaseo”
“Kau designer baru, Jessica Jung bukan?”
“Ne. Nuguseyo?”
“Aku sekretaris presdir di perusahaan ini, Choi Sooyoung imnida” seru yeoja itu memperkenalkan diri. Jessica juga ikut membungkuk, “Jung Sooyeon imnida”
“Sekarang ikutlah denganku. Aku akan menunjukkan ruanganmu. Untuk sementara ini kau belum bisa bertemu dengan presdir. Beliau sedang rapat dengan para pemegang saham” ajak gadis yang merupakan sekretaris presdir perusahaan itu yang bernama Sooyoung. “Ne, kamsahamnida Choi-ssi” kata Jessica sopan.
Sooyoung tersenyum, “kau bisa memanggilku ‘Sooyoung-ah’. Ku harap kita bisa menjadi rekan kerja yang baik.”
“Ne, Sooyoung-ah”
Sooyoung dan Jessica berjalan beriringan menuju sebuah ruangan yang terletak berada diantara meja-meja para designer yang sedang sibuk dengan design-nya masing-masing. Sooyoung dan Jessica-pun memasuki ruangan itu.
“Ini ruanganmu. Kau bisa menatanya sesuai kehendakmu. Jika kau membutuhkan bantuanku, kau bisa menemuiku di depan ruangan presdir. Kau sudah tahu jabatanmu disini, bukan?” jelas Sooyoung. Jessica menyahut, “Ne”.
“Baiklah kalau begitu. Kau bisa menggunakan seluruh fasilitas yang ada diruangan ini. Oh ya, kau lihat rak di samping jendela itu? Itu semua buku-buku design milik Yuri. Disana juga terdapat buku-buku sketsa design Yuri. Kau boleh melihatnya untuk referensi fashion-mu. Aku tahu, kau dan Yuri punya selera fashion yang sama.” Tambah Sooyoung. Jessica hanya diam sambil tersenyum.
“Ah, aku sudah terlalu banyak bicara ya? Jwesonghamnida.. oh... sudah waktunya. Aku harus pergi. Presdir membutuhkanku. Nanti aku akan menghampirimu jika presdir ingin bertemu denganmu. Aku pergi dulu ne? Semoga kau nyaman ditempat barumu” seru Sooyoung lalu membalikkan badannya menuju pintu ruangan itu.
Setelah Sooyoung keluar, Jessica terbenam dalam bayangannya sendiri. Ia masih memandangi ruangan barunya. Ruangan itu bukanlah sebuah ruangan mewah. Hanya saja, penataannya membuat penghuninya merasa tidak bosan berada di ruangan ini. Ruangan minimalis yang berdominasi cat hitam dan putih itu dilengkapi sebuah rak tiga tingkatan, dua buah sofa putih yang dibatasi sebuah meja kaca, sebuah meja kerja dan kursi berputar serta alat-alat lainnya.
“Ternyata, Yuri memang seseorang dengan selera tinggi rupanya” gumamnya sambil terus mengagumi ruangan barunya itu. Ia tersentak. Ia melupakan sesuatu hal yang merupakan janjinya kepada Yuri.
“Oh... astaga, aku hampir saja melupakannya!” ia lalu mengambil posisi menuju meja kerjanya dan duduk di kursi berputar yang sekarang menjadi miliknya. Ia mengambil sebuah benda persegi berukuran sedang dari dalam tasnya dan menaruhnya sekaligus membukanya diatas meja. Ia menyalakan benda yang biasa disebut laptop dan membuka jaringan internet yang ada.
“Oh... Yuri mengirimkan E-mail baru!” sentaknya gembira. Ia mulai menekan kursor laptopnya dengan lincah untuk membuka e-mail yang dikirimkan Yuri untuknya.

Subyek : Kabar hari ini
                Annyeonghaseo Jessica-ssi...
                Apa kau sudah sampai disana? Bagaimana kantorku? Nyaman bukan? Kuharap kau bisa betah berlama-lama disana. Aku meninggalkan beberapa buku milikku disana. Jika kau sudah mulai bekerja, mungkin Sekretaris Choi sudah menjelaskannya panjang lebar padamu. Dia orang yang cerewet tapi dia adalah orang ketiga yang bisa membuat presdir menjadi seorang yang benar-benar mengerti hidupnya. Aku tidak tahu siapa orang pertama yang bisa membuat presdir menjadi seorang namja yang hangat. Kau sudah bertemu dengan presdir? Kuberitahu sesuatu hal padamu. Walaupun tampilan luar presdir itu dingin dan seperti tidak pernah menganggap orang seperti ia tidak kenal, tapi dia sangat menghargai yeoja. Aku tahu hal itu karena istri presdir adalah teman SMA-ku.
                Oh ya, Kantormu nyaman juga ya, Jes. Aku sudah menempati kantormu. Selain menjadi designer, ternyata kau juga menjabat sebagai sekretaris? Akhirnya, mimpiku terwujud menjadi seorang sekretaris berkat kamu. Aku sangat berterimakasih untuk itu. Dan juga, aku minta maaf karena aku pasti sudah sangat menyusahkanmu. Kehidupan nyamanmu di Paris sudah terusik gara-gara permintaanku kan? Aku benar-benar minta maaf untuk itu.
                Baiklah, sampai disini saja e-mail ku nona Jung. Semoga kau nyaman berada di Seoul. Aku menunggu balasan e-mail mu secepatnya ne?

Jessica mengembangkan senyumnya. Setidaknya ia telah membuat suatu gambaran untuk menghadapi atasan barunya di kantor itu. Tiba-tiba, pintu ruangannya diketuk beberapa kali dan dibuka oleh seseorang yeoja yang baru dikenalnya selama beberapa jam, Sooyoung.
“Jessica, presdir ingin menemuimu. Tarra wa! (ikut aku!)”
“Ne”

***

Kris baru saja kembali ke ruangannya diikuti Sooyoung yang membuntutinya dari belakang. Ia mendudukkan  tubuhnya di kursi putar nyaman yang berada di ruangannya itu. Sooyoung terlihat datar menatap atasannya yang sangat menampakkan raut kelelahan setelah kurang lebih 4 jam terkurung dalam ruangan redup yang hanya diterangi cahaya projector yang menampilkan grafik-grafik gerakan saham yang naik-turun dalam perusahaannya.
“Apa ada yang terjadi dalam rapat pemegang saham tadi, sajangnim?” tanya Sooyoung hati-hati. Ia takut jika itu mengganggu perasaan Kris yang masih kacau. Kris mendesah berat, “Perusahaan membutuhkan investor baru. Dan aku belum menemukan investor itu. Itu membuatku sedikit frustasi, Sooyoung-ah”
Sooyoung hanya bisa diam menanggapi curahan seorang Kris Wu yang duduk di depannya. “Sebenarnya, saya ingin memperkenalkan designer baru sekarang ini. Tapi, presdir sedang dalam keadaan yang tidak baik. Mungkin saya akan menundanya dahulu”
“Kau pikir aku tidak bisa mengatur diriku sendiri saat aku berada dihadapan seorang yeoja? Bawa dia kehadapanku sekarang” sahut Kris pada Sooyoung. Sooyoung yang mendengarnya tersenyum dan membungkuk. Ia kemudian keluar dari ruangan Kris.
Setelah Sooyoung keluar, tiba-tiba ponselnya bergetar dalam saku celananya. Ia mengambil dan melihat layar ponsel itu. ‘Nomor asing’ benaknya mencelos. Ia lalu menekan tampilan telepon berwarna hijau dan mendekatkan ke telinganya.
“Yihao, Yifan?..”
“Who are you?”
“Huh, don’t you remember? Aku teman SMA-mu saat di China. Kita biasa bersama Yifan”
Sejenak Kris diam dan mengingat-ingat teman-temannya saat ia masih berada di China. Matanya membulat. Ia langsung memutar kursinya ke belakang agar ia bisa lebih leluasa berbicara dengan teman lamanya itu.
“Luhan? Kau benar-benar Xi Luhan?”
“Kau baru menyadarinya? Aish, kenapa otakmu begitu lamban?”
“Yak! Kau menghinaku Luhan! Jika kau menghinaku lagi, kau akan mati ditanganku, tuan Xi!”
“Okay, I got it. Sekarang kau ada dimana?”
“Aku ada di Korea. Kau masih berada di China?”
“No, Aku berada di Inggris sekarang. Papa menempatkanku disini”
Tiba-tiba saat Kris masih sedang berbicara di telepon bersama seseorang bernama Luhan, suara sekretarisnya, Sooyoung terdengar.
“Sajangnim, Designer Jung sudah datang” seru Sooyoung dari luar. Suara pintu terbukapun terdengar.
“Luhan, nanti aku telepon lagi ya. Bye!”
“Bye”
Kris mulai memutar kembali kursinya dan mengambil data designer baru diperusahaannya itu.
“Annyeonghaseo sajangnim” salam hormat designer barunya itu. Kris masih belum mengalihkan pandangannya dari ponselnya. Sementara seseorang didepannya belum menegakkan wajahnya yang menunduk.
“Huh...” desah Kris lalu ia mengalihkan tatapannya pada seseorang yang kini berdiri menunduk dihadapannya. Mata elangnya seketika membulat melihat siapa yang berada didepannya saat ini dan ia bangkit serta menatap selidik orang yang berada dihadapannya. Seseorang yang sangat ia rindukan berada di hadapannya sekarang.
“J..Jes...si..ca..” panggilnya masih menatap selidik yeoja yang berada di hadapannya. Yeoja itu perlahan menegakkan wajahnya dan tatapan mereka bertemu. Yeoja itu langsung mengalihkan pandangannya begitu ia menyadari tatapan mereka bertemu. Ya, 4 tahun memang waktu yang lama untuk menunggu dan bersabar.

***

Jessica mengikuti langkah panjang Sooyoung menuju ruangan pimpinan. Ia sempat ragu-ragu untuk bertemu pimpinannya itu.
“Sooyoung-ah, bisakah kau berjalan lebih lambat?” sahut Jessica. Sooyoung masih berjalan, “Tidak bisa nona Jung. Aku harus secepatnya mengantarmu menemui presdir”
Jessica hanya bisa mendesah berat sambil terus mengikuti langkah panjang Sooyoung. Ia dan Sooyoung sampai di sebuah ruangan berpintu besar yang bertuliskan ‘Presdir’s Room’.
“Ini ruangan presdir. Disana adalah ruanganku. Aku tak harus menjelaskannya lebih detail bukan?” sahutnya. “Jja! Rapikan bajumu dan aku akan memberitahukan kedatanganmu pada presdir”
Jessica menuruti perintah Sooyoung, “Ne, aku sudah siap Sooyoung-ah”
Sooyoung mulai berkata lebih keras, “Sajangnim, Designer Jung sudah datang”
Jessica mengangguk dan jemarinya mulai menekan gagang pintu. Ia berjalan memasuki ruangan mewah yang terdapat didepannya. Jelas saja, bukankah ruangan itu milik pemilik perusahaan ini? Tentu saja pasti ruangan yang ditempatinya sangat nyaman dan mewah. Ia melihat sebuah kursi putar membelakanginya. Setelah kursi itu berbalik, ia langsung mengucapkan salam.
“Annyeonghaseo sajangnim” salam hormatnya. Seseorang yang menduduki kursi itu memutar kursinya. Mereka masih terdiam dan tak saling memandang.
“Huh...” hanya kalimat itu yang bisa Jessica dengar. Namja yang berada di kursi itu melihat ke arah Jessica. Seketika itu, ia terkejut dan langsung berdiri serta menatap Jessica tak percaya.
“J..Jes...si..ca..” panggil namja itu terbata-bata. Jessica yang bingung langsung menegakkan wajahnya dan melihat atasanya. Air mukanya langsung memerah dan ia menunduk mencoba mengalihkan apa yang ia lihat. Namja yang membuat hidupnya hancur dan juga namja yang telah ia tinggalkan 4 tahun lamanya kini muncul dihadapannya. Namja  itu mulai melangkahkan kakinya menuju Jessica yang masih memalingkan wajah.
“S-sica, kau benar-benar Jessica?” kini namja itu berada dihadapan Jessica dengan tatapan tak percaya. Jemarinya mulai menjalari sisi pipi kanan Jessica dan sekaligus mengangkat wajah Jessica agar gadis itu menatapnya.
“Jessica...” namja itu langsung merengkuh Jessica kedalam pelukannya. Jessica hanya diam tak membalas rengkuhan lemah dari namja yang berada didepannya. Ia memejamkan matanya, mencoba untuk bisa menahan air mata yang sudah mulai mengalir membentuk aliran kecil melewati pipi mulusnya. Ia kembali mendapatkan oksigennya selama ini. Hatinya sesak. Ia bahkan tidak bisa membalas pelukan namja itu.
“Kris...” bibir mungilnya hanya dapat mengucap satu buah nama. Lidahnya kelu dan tak dapat berkata lebih lagi. tubuhnya bergetar tak dapat tertahan. Ia benar-benar sudah terjatuh lagi pada titik terdalam kehidupan kelamnya. Sementara namja yang bernama Kris itu semakin mengeratkan pelukannya seolah-olah ia tak membiarkan Jessica pergi lagi dari hidupnya.
“Kau kembali padaku, Jes...” sahutnya merancau. Ia perlahan melonggarkan lengannya dan menatap mata Jessica yang masih berair. Kris tersenyum dan menghapus aliran kecil yang berada memenuhi pipi yeoja yang sangat ia cintai itu, “Uljimayo... aku tak mau melihat tangisanmu”
Jessica melangkah melepas lengan Kris yang melingkar dari tubuhnya dan mundur beberapa langkah dari namja itu, “Jwesonghamnida sajangnim, kali ini anda dan saya adalah atasan dan bawahan. Jadi, tolong bersikaplah seolah kita adalah atasan dan bawahan”
Kris terkejut sekaligus bingung mendapat perlakuan itu dari Jessica, “Apa yang kau maksud, Sica?”
Kris berjalan mendekati Jessica yang semakin mundur menjauhi dirinya. Tubuh Jessica masih bergetar menandakan bahwa ia masih menangis. “Wae?”
“Kita sudah berakhir, Kris. Sekarang hanya ada kau dan aku. Kau adalah atasanku dan aku adalah bawahanmu. Jadi, bersikaplah bahwa aku adalah salah satu karyawan diperusahaanmu. Dan kita sudah memiliki kehidupan masing-masing” ungkap Jessica pada Kris. Kris hanya membuang wajahnya mendengar ucapan Jessica. “Siapa bilang kita sudah berakhir? Seingatku, aku tak pernah mengucap kata ‘perpisahan’ padamu..”
Jessica mendesah berat mendengar jawaban ketus dan dingin dari Kris, “Kita benar-benar sudah tak berhubungan sejak aku pergi menjauh dari hidupmu dan kau menikah dengan orang lain”
“Jadi kau mempersalahkan itu? Kau tahu, aku menikah dengannya karena aku dijodohkan dan aku tak pernah menerimanya. Perlu kau tahu, Jess... aku tak pernah menganggapnya seorang yeoja dan tak pernah menyakitinya se-inchi-pun. Dia juga tak pernah merasa disakiti olehku” ungkap Kris menjelaskan. Namun, Jessica masih tak percaya dengan apa yang Kris ungkap padanya.
“Kalau kau bertanya padanya apakah ia tersakiti atau tidak, pasti ia akan berucap tidak padamu, Kris. Yeoja pasti akan berpura-pura kuat didepan seorang namja sepertimu. Ia pasti sangat tersakiti” ujar Jessica yang masih terisak.
“Lalu apa kau juga tidak tersakiti selama ini? Berhentilah memikirkan orang lain dan fikirkanlah dirimu sendiri!” sahut Kris menaikkan octave suaranya. Jessica kini mulai berani membalas tatapan elang Kris, “Selama ini aku selalu memikirkan diriku sendiri. Menyimpan rasa sakitku sendiri dan menyimpan beban hidupku sendiri. Apa aku salah jika aku ingin memikirkan orang lain kali ini saja?”
Kris mulai berjalan cepat kearah Jessica yang masih menatapnya seduktif dan mendorang kasar tubuh Jessica sampai membentur dinding cukup keras serta menguncinya dengan kedua lengan kokohnya, “Kau ingin memikirkan orang lain? Kalau begitu cobalah fikirkan aku. Hidup selama 4 tahun dengan seorang yeoja yang sama sekali tak ku kenal dan tak ku cintai sampai saat ini dalam sebuah ikatan bernama pernikahan, Hidup berpindah dari Amerika ke Korea hanya untuk mengurus bisnis yang tidak pernah ku sukai, Kehilanganmu untuk waktu yang lama dan sekarang kau memintaku untuk memikirkan orang lain. Kau sadar, kau juga telah menyakitiku, Jess...”
Jessica terdiam. Ia tak mampu membalas semua ucapan Kris yang memang benar. Semua anggota tubuhnya kaku dan tak bisa bergerak. Bahkan untuk bernapaspun, ia harus bersusah payah. Kris mulai mendekatkan wajahnya dan menepis lagi jarak antara dirinya dan juga Jessica. Hembusan nafas yang begitu hangat beradu dan menyapu pori-pori kulit wajah mereka. Seakan tahu apa yang akan terjadi, Jessica menutup matanya dan merasakan sentuhan lembut menyelimuti kedua sisi bibirnya. Ya, kehangatan yang dulu hilang, kini telah kembali bersamaan dengan kedua pasang lipatan indah yang menyatu mengisyaratkan perasaan yang mewakili mereka berdua. Jessica tak membalas perlakuan Kris. Untuk kali ini, ia merasa semua rasa bahagia, sedih, dan takut kini bergerumul dibenaknya.
Setelah cukup lama membiarkan Kris memberitahukan semua kerinduannya pada seorang Jessica, yeoja itu perlahan mendorong pelan dada Kris agar namja itu melepaskan ciumannya dan memberi jarak bagi mereka berdua.
“Kurasa, ini sudah terlalu berlebihan, Kris...” ucap Jessica sambil menyeka dan menghapus aliran kristal bening yang sudah membasahi pipi mulusnya. Ia tersenyum getir melihat ekspresi Kris yang begitu kecewa.
“Jika sajangnim membutuhkan saya, anda bisa memanggil saya di ruangan saya. Kalau begitu, saya permisi dahulu” kata Jessica lalu meninggalkan ruangan Kris tergesa-gesa. Kris yang melihatnya hanya menatap teduh Jessica yang melangkahkan kakinya meninggalkan ruangannya. “Kau mungkin benar, Jess... ini semua memang sudah terlambat. Tapi aku tak akan menyerah untuk meraihmu untuk kedua kalinya”

***

Jessica keluar dari ruangan Kris dengan tergesa-gesa. Sooyoung menatapnya heran sekaligus khawatir dengan keadaan Jessica yang sedikit lusuh dan berantakan. Sooyoung tidak mengejar dan meminta Jessica untuk menjelaskan apa yang terjadi antara Kris dan Jessica. Ia memberi waktu Jessica untuk menenangkan dirinya.
Ketika ia masih bergelut dengan semua fikirannya, Kris yang berada di dalam ruangannya memanggilnya. Ia lalu membuyarkan semua imajinasi dan fikirannya akan apa yang terjadi dengan Jessica. Ia lalu melangkahkan kakinya memasuki ruangan presdirnya itu.
Sooyoung membungkukkan punggungnya dan berhadapan dengan Kris sebagai atasanya. “Ye, sajangnim. Ada yang harus saya lakukan?” ujarnya yang sekarang sedang menatap heran Kris.
“Batalkan semua pertemuan hari ini. Seberapa pentingpun itu” seru Kris pada Sooyoung yang sedang menatapnya heran. Sooyoung mendesah berat mendengar penuturan Kris. Ia mulai lebih mendekat menghadap Kris yang terlihat tidak bersemangat dan lusuh.
“Sekarang aku ingin berhadapan denganmu sebagai seorang teman, Kevin. Katakan padaku, apa kau dan designer baru yang bernama Jessica itu saling mengenal?” tanya Sooyoung. Kris yang mendengarnya kini menatap Sooyoung, “Aku mengenalnya. Tapi mungkin ia tak mengenalku”
Sooyoung mendecak, “Jawaban itu? Apa kau pernah berhubungan dengannya?”. Kris menghembuskan nafasnya kasar, “Kenapa kau sepertinya ingin tahu sekali, Sooyoung-ah?”
“Huh... kulihat, kau menjadi sangat lemah jika berhadapan dengannya. Aku rasa, Jessica memang seseorang yang khusus untukmu” ujar Sooyoung melipat kedua lengannya di depan dadanya.
“Selama ini, aku selalu mempercayaimu, Young-ah. Ini adalah masalah yang sangat pribadi dan masalah ini sudah ada sebelum kau datang. Tapi, untuk kali ini aku ingin meminta bantuanmu untuk menyelidiki kehidupan Jessica selama 4 tahun terakhir. Dimulai saat ia menjadi seorang designer. Apa kau mau Sooyoung-ah?” sahut Kris. Ia sudah tidak ingin membicarakan masa lalunya ‘tanpa Jessica’. Sooyoung mengangguk menanggapi dan ia langsung pergi meninggalkan Kris.
“Kau tahu, Jess... aku merindukanmu...”

***

Jessica memasuki ruang pribadinya dengan mata sembab. Ia masih menangis sesegukan. Laptopnya yang berada di atas meja kerjanyapun masih menyala dengan layar yang menampilkan e-mail Yuri. Jessica menyeka air matanya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya sibuk merogoh saku mantel berwarna cream yang tergeletak di kursi kerjanya. Ia mengambil sebuah benda persegi berwarna putih dan tangan lentiknya sibuk menekan angka-angka bayangan yang berada di layar ponselnya. Ia menelepon seseorang.
“Yoboseyo...”
“Yoboseyo, Taeyeon-ah... hiks”
“Wae geurae, Jes? Kenapa kau menangis?”
“Kau sekarang dimana? Apa Ericca sedang bersamamu?”
“Aku sedang berada di toko cokelat. Ya, Ericca bersamaku. Apa yang terjadi denganmu, Jes?”
“Kita harus bertemu, Tae. Saat jam makan siang, tunggu aku di cafe ‘Moonlight’ dan bawa Ericca juga”
“Baiklah, kau harus menceritakan semua yang terjadi hari ini padaku nanti. Satu jam lagi kita bertemu. Jaga dirimu baik-baik, Jess”
“Ne...”
Jessica lalu memakai mantel cream yang berada dihadapannya. Ia mematikan laptopnya yang masih menyala dan memasukkannya ke dalam tas jinjing yang ia bawa. Jam istirahat kantor adalah 2 jam dan sudah banyak karyawan yang meninggalkan kantor untuk makan siang. Jessica sesegera mungkin keluar dari ruangannya. Namun, pandangannya menangkap suatu objek yang sedang ingin dihindarinya. Siapa lagi kalau bukan Kevin Wu yang kini menatapnya tajam. Tak mau berurusan lebih lama lagi dengan namja itu, Jessica langsung mengambil langkah cepat. Namun tak disangka-sangka Kris menarik tangannya agar ia berhenti sekaligus mendekat kearahnya.
“Kau tidak boleh pergi sebelum kau menjelaskan semuanya padaku!”
“Apa yang harus dijelaskan lagi? aku tidak mempunyai waktu menjelaskan lagi, Kris. Aku harus cepat pergi” seru Jessica yang sudah terlihat emosi. Ia berusaha melepaskan cengkraman Kris yang berada di lengan kirinya. Namun, usaha Jessica sia-sia. Kris sangat kuat mencengkram lengannya dan semakin membuat lengannya itu memerah.
“KRIS!”
“Kau harus menjelaskannya SEKARANG!” jelas Kris dan menekan kata yang paling akhir dari ucapannya. Jessica terlihat malas untuk berdebat apalagi berbicara dengan Kris.
“Kris, aku akan menjelaskan segalanya! Sejelas-jelasnya! Tapi tidak untuk sekarang. Aku segera pergi” sahut Jessica mulai melemah. Kris menyeringai dan tetap tidak melepaskan tautan kepalan tangannya pada pergelangan tangan Jessica.
“Aku tak akan melepaskanmu! Sedetikpun itu, Jessture” ucap Kris. Ucapan Kris kembali membuka memori lama yang telah Jessica tutup rapat-rapat. Jessture adalah panggilan dari Kris untuk Jessica karena Jessica sangat mahir dalam urusan gambar-menggambar.
“Berhenti memanggilku dengan nama itu!” sahutnya dingin. Jessica menghembuskan nafasnya berat “Baiklah jika kau ingin aku membukanya. Tapi setelah kau tahu yang sebenarnya, kau tak boleh terkejut atau menunjukkan ekspresi terkejutmu. Do you understand? Dan kau bisa mengantarku ke cafe ‘Moonlight’?” tambah Jessica.
Kris mengangguk dan menggandeng lengan Jessica keluar gedung ‘Diamond Fashion’ menuju parkiran mobil. Kris dan Jessica masuk kedalam Audi Locus hitam milik Kris dan melenggang bebas menyusuri jalanan Seoul yang ramai lalu-lalang.


To Be Continued

Gimana? kedua main casts udah ketemu. kecepetan nggak sih alurnya? setelah baca komen yaa.. jangan jadi siders.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar