G R E E T I N G © 2014

안녕하세요~~

Blog ini khusus menyediakan berbagai Fan Fiction dengan EXO sebagai Main Cast-nya.
Please, Be Enjoy, Be Honest, Be Creatives and Be Yourself in Here :D

Royal Ices' and Acardians' House (Kris-Jessica & Kai-Krystal)

-JUNG SISTERS FEAT. THE ALIEN BROTHERS-

Part of This Blog :


~HAVE A CHEERFULL MARCH WITH LAY AND IU~

감사합니다 J J

Kamis, 02 Januari 2014

[TWO SHOOT] Miracle Kiss Chapter 2 END


Title                  : ‘Miracle Kiss’ 2 of 2 END (TWOSHOOT)

Author             : ChocoHeaven0510 (Twitter : @nahyabintan_ , FB : Nahya Bintan)

Main Cast          :
·         EXO Kai Kim as Kim Jong In (Kai)
·         F(x) Krystal Jung as Jung Soo Jung (Krystal)


Other Cast         :
·         SNSD Jessica Jung as Jung Soo Yeon (Jessica)
·         SHINee Tae Min Lee as Lee Tae Min
·         Super Junior Dong Hae Lee as Lee Dong Hae

Genre               : Romance, School life, little horror, fantasy

PG/Rating                    : 15+

Desclaimer        :
This fanfiction is mine. So, do not copy-paste this. Semua cast di FF ini adalah milik Tuhan YME, Keluarga, Agency, dan teman-teman mereka. Saya hanya meminjamnya sebagai cast.

Author's Note : Annyeong~ I'm back with new chapter of 'Miracle Kiss'. This Fan Fiction also I share in 'EXO FANFICTION GRUP' on Facebook. This is the end part. Hope U like it....

Art Poster by ladyoong @ HSG

 Summary :

Cinta itu datang secara tiba-tiba. Takdir kitapun hampir sama. Kini, aku tahu bahwa kaulah yang dikirim oleh Tuhan. Untuk menemani sisa hidupku yang terabaikan. –{Krystal Jung}-

Aku menyukaimu. Untuk saat ini, hanya kata-kata itulah yang bisa menggambarkan semuanya. Terima kasih telah menjadikanku salah satu hal terindah dalam hidupmu. Dan aku tak akan kecewakanmu –{Kai Kim}-

~ LAST STORY ~

“Joonmyun hyung... apa kau masih mengharapkan Jessica noona?” tanya Kai pada foto besar yang menampilkan kedua namja yang saling tersenyum menghadap kamera.
“Kenapa Jessica noona tidak mengenaliku? Apa karena kecelakaan itu membuat ingatannya menjadi hilang?” gumam Kai.

“Dan kenapa aku harus menyukai adiknya, hyung? Apa ini sebagai ganti cintamu pada Jessica noona?”

“Aku bingung, hyung.... dapatkah kau membantuku?” Kai mulai menangis. Cairan bening yang keluar dari pelupuk mata Kai sudah tak bisa dibendung lagi. ia menangis dihadapan foto hyung kesayangannya.

~===== STORY BEGIN’S =====~
= Author POV =

Kai mulai terbangun dari tidurnya. Ia baru sadar kalau dia tertidur di ruangan ‘kenangan’-nya. Hari ini adalah hari sabtu. Ia harus segera berangkat ke sekolah. Sesegera mungkin ia merenggangkan semua ototnya yang terasa kaku karena ia tidur dalam posisi duduk. Ia lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya mengambil handuk dan segera pergi ke kamar mandi.

Setengah jam kemudian, ia sudah siap berangkat ke sekolah. Dia lalu memasuki mobilnya dan pergi ke sekolah. Disisi kirinya kini terdapat kotak makanan berwarna merah yang ia bawa dari rumahnya. Ia tahu, Go ahjumma (pembantu di  rumah Kai) pasti akan menyiapkan makanan dan memasukkannya ke kotak makanan. Pembantu rumahnya itu sudah tahu kalau Kai pasti tidak akan sarapan di rumah. Untuk apa? Toh, ia akan sarapan sendirian. Apa bedanya dengan makan di tempat lain? Jam masih menunjukkan pukul 06.10 KST. Masih terlalu awal memang. Biasanya, ia akan memakan sarapannya di mobil dan menunggu Krystal tiba di sekolah. Kebiasaan itu terhitung sebagai kebiasaan baru untuknya.

-ooo0O0ooo-

Jam telah menunjukkan pukul 06.45 KST. Sudah riuh terdengar suara anak-anak di sekolah itu. Kebanyakan dari mereka bergerombol dan menceritakan berita-berita terbaru di sudut-sudut sekolah. Kai mengamati gerbang sekolah. Di gerbang itu, munculah sosok yang ia tunggu keluar dari sebuah mobil. Tak biasanya orang itu diantar menggunakan mobil. Biasanya, ia selalu datang dan pulang menggunakan sepeda kesayangannya. Ia diantar ke sekolah karena sepedanya harus ditinggal disekolah akibat ia tertekan dan terpaksa pulang diantar oleh Kai. Kai keluar dari mobilnya lalu berjalan menghampiri gadis itu.

“Annyeonghaseo, Krystal-ssi” sapa Kai terlebih dahulu. Gadis yang bernama Krystal itu terlihat kaget dan menatap Kai yang sudah berjalan disampingnya. Ia lalu tersenyum pada Kai.

“Annyeonghaseo” balas Krystal.

“Apa kau masih merasa sakit?” tanya Kai terlihat khawatir. Ya, ter-li-hat-kha-wa-tir.

“Ah animida... gwaenchanayo” kata Krystal sopan.

“Bisakah kau tidak menggunakan bahasa formal saat kau bicara padaku?” Kai mulai merenggut. Tunggu! Sejak kapan ia mulai bisa merenggut? Selama ini kan ia dikenal sebagai Kai yang dingin dan misterius.

“Nde?”

“Aku tak perlu mengulang pertanyaan itu lagi kan?” sahut Kai kembali pada sosoknya yang dingin.

“Ah, ye. Baiklah Kai-ssi” gadis itu mulai tersenyum dan sedikit menepis aura kemisteriusannya.

“Kai-ssi... gomawo, telah mengantarkanku pulang kemarin” kata Krystal sambil menggigit bibir bagian bawahnya, malu. Jujur, ini adalah kali pertama Krystal mengucapkan terima kasih kepada orang lain selain orang tuanya, kakak perempuannya, serta tunangan kakak perempuannya. Tentu saja, itu ia merasa canggung dan malu.

“Ne, cheonmayo...” balas Kai juga merasakan kecanggungan antara dia dan Krystal. Ia menggaruk bagian belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

“Kajja kita ke kelas” ajak Kai pada Krystal yang dibalas sebuah anggukan kepala gadis itu. Mereka berdua-pun berjalan beriringan menuju kelas mereka.

Di kelas, mereka berdua mendapat tatapan curiga dari beberapa teman mereka sedangkan yang lainnya tidak peduli bahkan tak ada kesan melihat Krystal dan Kai. Mereka berdua sengaja tak bicara banyak pagi ini mengingat sudah ada beberapa pasang mata yang melihat kedekatan mereka. Tak berselang lama, Park Songsaengnim datang dan memberi sedikit pengumuman. Kelaspun dimulai.

[SKIP ~ BREAK TIME]

Hari ini, Krystal sengaja tak pergi ke perpustakaan. Mengingat kemarin, ia sempat dikejutkan dengan kedatangan banyak arwah yang ada di perpustakaan. Ia masih takut jika arwah-arwah itu kembali muncul. Untuk itu, ia hanya berada di kelas sambil mengerjakan tugas bahasa inggris yang merupakan keahliannya. Tentu saja, ia kan lahir dan dibesarkan di Amerika sampai umur 4 tahun lalu pindah ke Korea. Berbeda dengan Kai yang begitu kesulitan mengerjakan tugas bahasa inggrisnya mengingat ia memang tidak fasih berbahasa inggris. Melihat keadaan kelas yang sepi, Kai lalu meminta bantuan Krystal untuk mengerjakan tugasnya.

“Krys, apa kau mau membantuku?” tanya Kai lalu berbalik ke arah Krystal. Krystal lalu mengalihkan tatapannya menghadap Kai.

“Apa yang bisa kubantu, Kai-ssi?” balas Krystal. Ia membalas tatapan Kai.

“Apa kau tahu bahasa inggrisnya kalimat ini?” tanya Kai. Krystal terlihat berfikir.

“This might include the rare case of human beings” kata Krystal yakin. Kai lalu menuliskan kalimat itu pada bukunya.

“Krystal-ah, kau terlihat sangat mahir dalam pelajaran ini” kata Kai heran melihat kemampuan Krystal dalam bidang akademik.

“Itu karena aku dulu pernah tinggal di Amerika” jawab santai Krystal.

“Kau juga mahir menari bukan? Kau juga masuk di eskul tari modern kan?” sahut Kai memberi pertanyaan bertubi-tubi kepada Krystal.

“Wae? Apa kau mau bergabung juga?” tanya balik Krystal.

“Bukan begitu... aku hanya tertarik saja pada dance” jawab Kai sedikit ragu.

“Coba saja bergabung. Hitung-hitung kau menjadi temanku saat ada eskul” ajak Krystal.

“Akan ku usahakan” sahut Kai.

“Nanti sore ada latihan dance sepulang sekolah. Kau mau ikut?”

“Hmm... baiklah...” jawaban Kai mengakhiri percakapan antara dirinya dan Krystal. Kai lalu membalikkan badannya karena Kang Songsaengnim (guru bahasa inggris) sudah berada di depan kelas.

[SKIP ~ PULANG SEKOLAH]

Sepulang sekolah, Krystal akan langsung menghampiri Kai. Terlebih dahulu, ia melihat kondisi kelasnya. Lalu menghampiri Kai yang masih berkutat dengan buku-bukunya.

“Kai-ssi.... Kau jadi ikut?” tanya Krystal.

“Ne... dimana latihannya?” sahut Kai pada Krystal.

“Di aula belakang. Disana cukup luas untuk berlatih menari”

“Geurae... kajja!” ajak Kai sambil menggandeng lengan Krystal menuju aula belakang

-ooo0O0ooo-

Sudah banyak terlihat murid-murid yang mengikuti eskul dance. Eskul dance merupakan eskul nomor 2 yang paling disenangi oleh para murid selain eskul musik. Eskul yang diketuai oleh Taemin ini selalu mempunyai pesona sendiri untuk menggait hati para murid. Melalui eskul ini juga, Taemin mengenal Krystal dan pernah menjadi pacar Taemin.

“Hohoho.... ternyata kau datang membawa teman, Krys” kata Taemin saat melihat Krystal dan Kai.

“Sepertinya teman yang satu ini sama seperti Krystal. Sama-sama aneh. Hahaha” tambah Sehun yang langsung mendapat tatapan membunuh dari Kai. Krystal lalu menenangkan Kai.

“Sudahlah Kai, kau tak perlu meladeni mereka. Mereka semua tidak penting” kata Krystal menenangkan Kai.

“Huh... kau sudah berani melawanku ya, Krys?” balas Taemin sengit.

“Kau hanya berani melawan seorang yeoja saja ya? Coba kau lawan aku!” balas Kai tak kalah sengitnya. Taemin hanya membalasnya dengan senyuman meremehkan.

“Lawan aku dengan skill dance-mu!” kata Taemin menantang. Musik dance mulai terdengar. Sontak saja aula belakang menjadi ramai dengan sorak anak-anak. Taemin dan Kai beradu dalam hal skill dance mereka. Krystal-pun baru tahu akan kemampuan luar biasa milik Kai. Ia tak menyangka bahwa Kai mempunyai bakat semenakjubkan ini. Musik dance-pun menghilang dengan sekali tepukan kedua tangan Taemin. Taemin lalu menghampiri Kai yang masih mengatur nafasnya.

“Aku tak menyangka kalau kau punya skill yang hampir menyamaiku, Kai-ssi” kata-kata Taemin membuat Kai, Krystal serta anak-anak eskul dance terbelalak.

“Sekarang, aku akan mengumumkan sesuatu pada kalian semua. Mulai sekarang, aku mengangkat Kai sebagai wakil ketua eskul dance” sahut Taemin pada seluruh murid yang hadir di aula sekolah yang langsung riuh oleh teriakan hebohnya. Kai terlihat kaget dan melongo mendengar perkataan Taemin. Sedangkan Krystal hanya tersenyum dan mengelus dadanya.

[SKIP ~ JUNG’S HOUSE]

Eskul dance dibubarkan dengan cepat. Para murid eskul dance-pun pulang kerumah masing-masing. Krystal-pun sekarang sudah berada didepan rumahnya bersama Kai yang mengantarnya pulang.

“Krys... apa besok kau mau menemaniku berkeliling?” tanya Kai.

“Ne... jam 9 datanglah kesini, Kai-ssi” jawab Krystal lalu menunjukkan senyumnya. Kai hanya mengangguk mendengar ucapan Krystal

“Kai-ssi... kamsahamnida untuk hari ini” kata terakhir Krystal yang ia ucapkan pada Kai hari ini. Ia lalu mencium pipi kanan Kai dan langsung masuk ke dalam rumahnya. Kai masih mematung mendapat perlakuan tiba-tiba seperti ini dari Krystal.

“Dasar yeoja aneh” gumam Kai lalu beranjak pergi meninggalkan kediaman keluarga Jung itu.

= Author POV END =
= Krystal POV =

Tanpa kusadari ternyata aku senyum-senyum sendiri sejak dari tadi. Tanpa menebakpun aku tahu kalau pipiku sudah berwarna merah. Hihihi... Kai-ssi, mianhaeyo.

“Wae geuraeyo, Ttal-ie” ucapan Sooyeon eonnie membuyarkanku.

“Ah... eobseoyo eonnie. Sejak kapan eonnie dan oppa memperhatikanku?”

“Sejak kau muncul dari gerbang dengan ekspresi senyum-senyum sendiri. Apa ada seorang namja yang mengantarmu pulang?” pernyataan Donghae oppa langsung bisa membuat mataku melebar.

“Ah... animida” kataku mengelak.

“Uri Ttal-ie... sedang jatuh cinta. Pasti dengan namja yang bernama Kai itu kan?” tanya Sooyeon eonnie. Aku langsung menggelengkan kepalaku.

“Apa yang eonnie maksud? Sudahlah... aku ke kamarku dulu” aku melangkahkan kakiku meninggalkan Sooyeon eonnie dan Donghae oppa. Sekilas, aku melihat mereka tertawa sendiri. Mungkin, menertawakan ekspresiku yang terhitung langka.

-ooo0O0ooo-


Aku telah siap sejak jam 08.50 KST. Hanya tinggal menunggu Kai saja. Apa dia sedang berkutat dengan arwah-arwah disekitarnya? Ah, itu tak mungkin. Bukankah selama ini dia bersikap biasa-biasa saja. Tak berselang lama, aku melihat mobil Kai mulai mendekat kearahku.

“Annyeonghaseo Krys-ssi... apa aku terlambat?” sapa Kai terlebih dahulu saat mobilnya terparkir didepanku. Aku tersentak mendengar nama panggilan darinya untukku ‘Krys-ssi’.

“Annyeonghaseo... kau tidak terlambat 4 menit lebih 25 detik. Jadi, kau datang lebih awal, Kai-ssi”

“Itu kurang kan? Ah... syukurlah... aku tak terlambat” kata Kai. “masuklah..”

“Kita mau kemana?” tanyaku sesudah masuk ke mobil Kai.

“Itu rahasia” kata-kata Kai menyebalkan sekali. Daripada dia berkata lebih menyebalkan lagi, lebih baik aku turuti saja maunya.

[SKIP ~ GANGNAM-gu SEOUL]

Tak terasa, mobil Kai mulai melambat di daerah sekitar Gangnam. Aku heran, kenapa Kai membawaku kesini. Apa ada sesuatu yang akan ia beli? Lalu akupun bertanya,

“Apa ada sesuatu yang ingin kau beli disini?”

“Ani. Kau lupa ya... Gangnam bukan juga merupakan surga barang-barang. Ada salah satu tempat skating disini” balas Kai. Jadi, dia mengajakku ke tempat bermain ice skating. “Aku tahu, kau sangat mahir dalam permainan itu, bukan?”

“Darimana kau tahu?” kataku yang masih terkaget dengan perkataan Kai.

“Siapa lagi kalau bukan Jessica noona” sahut enteng Kai. Ternyata Sooyeon eonnie dan Kai lumayan dekat juga rupanya. “Kajja”

-ooo0O0ooo-

Kai menggandeng lenganku menuju tempat bermain skating. Ice Skating adalah salah satu olahraga kesukaanku. Sejak aku kecil, eomma-ku mengajarkan olahraga itu. Sampai sekarang, satu-satunya keahlianku selain dance adalah bermain ice skating. Aku dan Kai sudah memakai sepatu khusus skating yang disiapkan oleh pemilik tempat bermain. Tempat bermain itu tidak cukup ramai karena tidak banyak orang yang tahu ada sebuah tempat bermain ice skating didaerah gangnam. Orang-orang hanya tahu kalau gangnam adalah tempat surganya barang-barang berkualitas tinggi.

“Kau bisa bermain ice skating?”

“Aniyo... aku ingin belajar ice skating denganmu. Bukankah kau dewi ice skating? Aku ingin belajar dari ahlinya” kata-kata Kai membuatku tersanjung sekaligus malu.

“Sudah selesai?” Kai hanya mengangguk menanggapi perkataanku. Aku membantunya berdiri dan berjalan menuju arena skating. Menggunakan sepatu khusus ice skating untuk berjalan memang agak susah. Apalagi kalau harus meluncur di arena skating yang licin dan dingin pula. Bertambah tiga kali lipat susahnya.

Aku lebih dulu meluncur diatas arena es yang dingin. Tak berselang lama, tubuhku telah menyesuaikan dengan arena ice skating ini. Sementara Kai, ia harus berusaha ekstra-ekstra keras hanya untuk berdiri. Semakin ia berambisi untuk berdiri, maka Kai akan jatuh lagi. Hal itulah yang membuatku tertawa terbahak-bahak sampai aku tak peduli dengan orang-orang sekitarku yang mungkin memandangku aneh.

“Krys-ssi, kau bisa membantuku berdiri?” sahut Kai memelas. Aku tersenyum dan mengulurkan tangan kananku bermaksud membantunya berdiri. Tapi, aku merasa justru ia malah berbalik menarikku. Tak lama, tubuhku terhuyung menimpa Kai. Kami dalam posisi yang sama saat kami pertama bertemu di tangga sekolah. Degup jantungku mulai berdesir cepat. Kai justru semakin menatapku dengan tatapan serigalanya. Aku mencoba untuk berdiri. Tapi, lenganku dipegang kuat dan ditarik kembali oleh Kai dan menyebabkan aku kembali dalam posisi itu bahkan wajah kami berdua hanya berjarak 3 cm. Jarak yang sebenarnya harus ditepis. Dalam posisi itu aku mencoba berbicara,

“Kai-ssi.... bisakah kau melepaskanku....” namun Kai tak bergeming. Dia semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku. Deru nafas kami beradu. Aku tak bergerak sama sekali dan hanya memejamkan mataku saja, takut. Perlahan, aku merasakan ada suatu sentuhan yang menggapai bibirku. Aku tak berani bergerak sedikitpun. Bukannya aku ingin hal seperti ini terjadi, tapi memang aku takut jika Kai tiba-tiba marah padaku. Tapi, setelah kupikir-pikir seharusnya aku menolak. Aish.... aku bangkit dan merapikan pakaianku. Aku masih diam tak bergeming. Kai juga mulai berdiri dan menggaruk tengkuknya. Aku tak tahu yang ia pikirkan. Daripada suasana makin menyebalkan, lebih baik aku melanjutkan kegiatan skatingku sekaligus mengalihkan pikiranku akan kejadian tadi.

“Nona Jung! Kau mau kemana?” sahut Kai yang memang ditujukan untukku. Tapi kau tetap tak berhenti ataupun berbalik arah. Aku terus saja bermain skating sampai dia berada didepanku. Aku seketika membulatkan mataku. ‘Ternyata ia berbohong kalau dia tak bisa bermain ice skating’ batinku mencelos.

“Kau marah padaku nona Jung?” tanya Kai yang menurutku sedikit bodoh.

“Bagaimana aku bisa tak marah! Kau berbohong padaku, Kai... kau bilang, kau belum bisa bermain skating. Tapi, ini apa?”

“Kau marah karena aku berbohong padamu atau karena peristiwa itu?” aku sadar, Kai menggodaku. Huh... apa memang semua namja seperti itu?

“Whatever you say! I don’t care anything!” aku langsung pergi dari hadapan Kai. Tapi, namja itu memegang lenganku dan otomatis aku berhenti dan membalikkan badanku.

“What are you doing now?” dia tak menjawab tapi ia malah mendekatkan wajahnya menuju sekitar tengkuk dan telingaku. Samar-samar aku mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya.

“Naneun johaeyo... Krys-ssi...” aku langsung mematung mendengar ucapan Kai. Tatapanku mengarah padanya, kosong. Pipiku tak menampilkan warna kemerah-merahan mendengar ucapan Kai. Itulah ekspresiku saat aku terkejut. Berdiri mematung dengan tatapan kosong. Aneh bukan?

“Ekhem......... Kai-ssi, aku harus pulang. Bukankah besok ada tugas membuat karangan tentang pengalaman pribadi? Aku harus mengerjakannya sekarang” aku langsung mengalihkan perhatianku dan pergi menjauhi Kai dan menuju ujung arena skating. Kai juga mengikutiku dari belakang dengan tatapan yang tak bisa kuartikan.

= Krystal POV END =
= Author POV =
[SKIP ~ Tomorrow at School]

Krystal menduduki bangku mejanya. Hari ini dia merasa aneh dengan dirinya sendiri. Mungkin semenjak kemarin. Bahkan tugas bahasa Korea membuat karangan tentang pengalaman pribadipun baru hanya setengah yang kerjakannya. Ia tak peduli walaupun ia nantinya akan dikeluarkan dari kelas oleh Jang Songsaengnim. Krystalpun tak mempedulikan apapun hingga Park Songsaengnim datang untuk membuka kelas. Ia baru menyadari kehadiran Kai yang duduk membelakangi dirinya.

Park Songsaengnim sekarang ini telah digantikan oleh guru sastra yang ‘Super Killer’, Jang Jung Hyeon. Mata tajam milik Jang songsaengnim melirik kearah meja Krystal yang kosong.

“Krystal. Mana tugasmu?”

“Ah, jwesonghamnida songsaengnim... saya belum selesai mengerjakanya” ungkap Krystal sambil tertunduk.

“Kalau begitu, kau keluar dari kelasku sekarang juga!” bentak Jang songsaengnim. Krystal berdiri kemudian melangkah ke depan Jang songsaengnim, “Jwesonghamnida songsaengnim... annyeongigaseo”

Krystal mulai melangkah pergi menjauhi kelasnya. Ia hanya butuh ketenangan saat ini. Ingatannya hanya terpatri pada kejadian kemarin dimana Kai menciumnya untuk hal yang tak bersifat ‘darurat’ dan menyatakan perasaannya.

Tanpa Krystal sadari, dibelakangnya kini Kai mengikutinya. Ia punya nasib yang sama seperti Krystal. Sebenarnya Kai sudah selesai mengerjakan tugas itu, namun ia lebih memilih menyembunyikan tugas itu dan dikeluarkan karena ingin menemani Krystal.

Kini, Krystal yang diikuti Kai dari belakang berjalan diatas tangga. Tanpa sadar, sekarang didepan Krystal sudah terdapat sosok Taemin yang menghalangi langkah Krystal.

“Krystal-ah...” panggil Taemin halus. Krystal mendongak dan mengerjap-ngerjapkan matanya melihat sosok Taemin yang kini berada di hadapannya. “Taemin-ssi...”

“Ikutlah denganku” bujuk Taemin pada Krystal dengan kesan halus. Krystal terlihat heran dengan apa yang Taemin katakan padanya dengan kalimat halus. Setelah ia diputuskan sepihak oleh Taemin, baru kali ini Taemin membujuknya dengan nada yang sangat halus dan tak bersifat memaksa.

Krystal dengan hati-hati mengikuti langkah Taemin dari belakang. Langkah itupun menuju sebuah lahan terbuka di lantai teratas gedung sekolahnya. Langkah Taemin berhenti setelah sampai di sisi-sisi gedung yang dipagari besi pembatas. Krystal lalu menyejajarkan posisinya di samping Taemin dan menunggu namja itu memulai percakapan.

“Krystal-ah, mianhaeyo” sahut lemah Taemin setelah beberapa menit terdiam. Krystal menaikkan kedua alisnya. Ia tak mengerti apa yang Taemin bicarakan.

“Apa yang kau bicarakan, Taemin-ssi? Aku tak mengerti” balas Krystal benar-benar tak tahu.

“Aku ingin meminta maaf akan semua kesalahanku padamu, Krystal-ah. Aku pasti sudah terlalu kejam padamu” jawab Taemin. Krystal hanya tersenyum membalas dan ingin membuat suasana sedikit mencair dari ketegangan.

“Akhirnya kau sadar juga, Lee Taemin! Sebenarnya kau ini berasal dari planet mana sampai-sampai tidak menyadari kesalahan-kesalahanmu?” ungkap Krystal dengan nada mengejek. Ia lalu tersenyum, “Kau tidak perlu meminta maaf Taemin-ssi. Aku sudah memaafkanmu terlebih dahulu. Tapi, kenapa kau tiba-tiba memperlakukanku seperti ini?”

“Aku akan pindah ke tempat lain”

“Mwo?”

“Aku akan pindah ke Jepang minggu depan” ucap Taemin.

“Lalu bagaimana dengan sekolahmu, club dance dan Naeun-ssi?” tanya Krystal.

“Tentu aku akan pindah sekolah. Mengenai club dance, aku akan menyerahkannya pada Kai. Dan Naeun, dia akan tetap disini. Aku sudah menemuinya dan dia telah menerima keputusanku” jelas Taemin.

“Kau beruntung memiliki gadis yang baik seperti Naeun, Taemin-ssi” suasana menjadi hening setelah Krystal mengucapkan kata-kata itu. Beberapa menit kemudian, Krystal dikejutkan dengan pelukan tiba-tiba Taemin.

“T-taemin-ssi... a-apa yang kau l-lakukan” ucap Krystal terbata-bata.

“Krys-ah.... lupakan aku! Dan cintailah namja lain” sahut Taemin pelan. Krystal tersenyum, “Aku akan berusaha, Taemin-ssi”

Taemin melepas pelukannya, “Gomawo... kalau begitu aku pergi dulu”. krystal hanya mengangguk kecil sambil tersenyum.

-ooo0O0ooo-

Tanpa disadari kehadirannya, namja yang terus mengikuti Krystal mungkin hanya untuk penghalang atau hiasan dinding yang hanya bisa mendengar dalam diam. Kai, namja itu begitu kasihan dengan semua kesedihannya. Saat ia melihat Taemin memeluk Krystal dengan sangat lembut dan ia membelai rambut Krystal, ahh... sungguh hal itu yang diinginkan Kai.

= Author POV END =
= Kai POV =

Memang tak seharusnya aku disini. Hyung, jebal... apakah aku sudah terlalu menyu-.. ani mencintai Krystal? Sungguh aku tak sanggup melihatnya dipeluk namja lain. Terdengar derap langkah yang bersumber pada seorang namja yang melenggang ke arah koridor. Aku terus bersembunyi sampai derap langkah itu hilang. Setelah suara langkah kaki itu hilang. Aku mulai menghampiri Krystal yang berdiri membelakangiku.

“Krys-ssi...” dia menoleh ke arahku dan memberikan tatapan terkejutnya padaku.

“Kai... sedang apa kau disini? Kau tidak mengikuti kelas Jang songsaengnim?”

“Ne... kau sedang apa disini?”

“Aku hanya menenangkan diri saja disini. Kau pasti tidak mengerjakan PR-mu dan diusir Jang songsaengnim, bukan?” jawabnya seakan bisa membaca pikiranku. Ia benar tapi tidak sepenuhnya benar. Aku dikeluarkan bukan karena tidak mengerjakan tugas, tapi aku sengaja tidak mengumpulkan tugasku karena ingin menemui dirinya. Tapi, tak mungkin aku mengatakannya bukan?

“Kai-ssi... kurasa, aku akan mempertimbangkan perkataanmu kemarin di tempat skating” aku bingung dengan perkataan Krystal. Sejenak aku kembali ke ingatanku akan kejadian pada waktu ditempat skating.

“Lalu?....”

“Mungkin aku akan belajar untuk mengenalmu dan melihatmu sebagai seorang yeoja kepada namja” katanya membuat perasaanku senang. Itu artinya aku diterima menjadi namjachingu-nya. Aku langsung tetap memasang wajah dingin dan biasa-biasa saja seolah tak ada yang terjadi.

“Kau tidak senang?” tanya Krystal selidik. Aku harus menahan tawaku untuk sekian kalinya dengan bungkaman.

“Jangan berpura-pura, Kai-ssi. Kau senang, bukan? Kau sudah tahu kalau aku menyukaimu dari Jessica eonnie, bukan?” sahut Krystal sebal. Ia kesal karena aku tidak kunjung menunjukkan ekspresiku. Aku sudah tidak tahan lagi mendengar omelan Krystal yang menurutku sangat lucu sampai akhirnya,

“Hahaha... Krys-ie, kenapa ucapanmu lucu sekali, huh? Kau tidak perlu belajar, kau tinggal menikmatinya saja”

“Apa maksudmu?”

“Kau sudah menyukaiku, bukan? Kau tak perlu berusaha keras lagi” mendengar ucapanku, Krystal mengerucutkan bibirnya sebal dan memukul pelan bahu kananku. Dia benar-benar yeoja yang sangat lucu.

Sampai beberapa menit, tawaku belum bisa terhenti dan Krystal masih memukuli bahuku dengan sebal. Tiba-tiba saja rasa sakit yang amat sangat menyerang dada bagian kiriku. Seketika aku berhenti tertawa dan memegangi daerah rasa sakit itu dengan kedua tanganku. Tubuhku mulai mengerang menahan rasa sakit yang kusadari dari arwah-arwah yang mulai memasuki tubuhku. Krystal yang melihat reaksiku panik dan terlihat khawatir.

“Kai-ssi... gwaenchanayo?”

“Rhh...hh..Krys...to..long...ak..khu....” kulihat Krystal bingung harus berbuat apa. Kenapa arwah-arwah ini datang disaat yang tidak tepat?

Krystal mulai menahan tubuhku dan menempelkan di dinding pagar. Ia terlihat ragu namun tiba-tiba ia berucap, “Mianhae, Kai-ssi” lalu ia mulai memajukan tubuhnya dan mempersempit jarak dan akhirnya lipatan bibir kami menyatu. Aku sedikit memiringkan kepalaku agar hidungku tak menyentuh hidung Krystal. Lalu aku melepas genggaman tanganku pada blazzer bagian kiriku dan menutup kedua telinga Krystal. Sesuatu yang sering aku lakukan jika kami berada dalam posisi seperti sekarang ini. Tubuh Krystal mulai menegang dan bergetar menahan rasa takut mendengar suara erangan dari dalam tubuhku.

Setelah suara erangan itu mulai mengkilang dari tubuhku, pelan-pelan aku melepaskan sentuhan tanganku yang berada di kedua telinga Krystal. Dan setelah suara itu benar-benar hilang, Krystal melepaskan tautan benda tipis yang punya lipatan atas-bawah yang merupakan hiasan wajahnya dari bibirku. Walaupun ia sudah melepaskannya tapi wajahnya masih terhitung sangat dekat denganku. Dia mulai tersenyum. Sepertinya aku bisa mengerjainya saat ini.

“Arghh... Krys... to..long a...ku” ucapku berbohong sambil berakting seperti saat aku dimasuki arwah seperti tadi. Krystal terlihat heran dan juga bingung. mungkin dibenaknya terdapat kebingungan yang lebih besar lagi.

“Kai-ssi... apa arwah itu memasuki tubuhmu lagi?” tanyanya polos. Aku sudah tidak tahan dengan ucapannya yang terlihat seperti candaan. Aku langsung memutarbalikkan tubuhnya agar berbalik posisi. Aku sekarang berada didepannya dan ia bersandar di dinding. Dengan cepat aku menempelkan lagi kedua benda tipis itu lagi. Namun, aku menyelinginya dengan lumatan lembut yang tidak dibalas Krystal. Jujur aku sedikit kecewa.

Setelah aku melepasnya, ia berucap, “Kau berbohong lagi, Kai-ssi”

“Kenapa kau tak menyadarinya dari tadi?” dia tak menjawab. Ia hanya memamerkan smirk-nya yang mungkin ia dapat dari eonnie-nya. Ia hanya mengalungkan kedua tangannya ke belakang leherku.

“Menurutmu? You’re mine and I’m yours” ia lalu mulai menautkan lagi lipatan tipis bibir kami. Aku senang dia membalasku. Cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Ditemani burung-burung yang terus bernyanyi seakan menjadi ‘soundtrack’ dan kami berdua, Jongin dan Soojung.

= Kai POV END =

‘Misteri itu telah terpecahkan. Karena kedua orang yang penuh misteri itu dipertemukan oleh takdir yang membingungkan. Kelebihan itu telah menjelma menjadi suatu kekuatan kuat untuk mempersatukan mereka. Suatu takdir yang telah tertulis rapi pada buku kehidupan mereka.’

_THE END_

How was it? Comment juseyo :D

1 komentar:

  1. Sumpah, ff-nya keren abis. Ya walaupun agak gantung dikit sich, atau kalo gak ciumannya diterusin aja tadinya eheheheehe. Pokoknya ff-nya keren abis (y)
    Good Job :D

    BalasHapus